The Green Hilton Memorial Agreement "Perjanjian ini membuat sibuk siapapun yang menjadi Presiden RI. Perjanjian inilah yang oleh masyarakat dunia disebut sebagai Harta Abadi Ummat Manusia. Inilah Perjanjian yang paling menggemparkan dunia. Inilah perjanjian yang menyebabkan terbunuhnya Presiden Amerika Serikat, Jhon Fitzgerald Kennedy (JFK), pada 22 november 1963. Perjanjian yang kemudian menjadi pemicu dijatuhkannya Bung Karno dari kursi kepresidenan oleh jaringan CIA dengan menggunakan ambisi Soeharto. Dan inilah perjanjian yang hingga kini tetap menjadi misteri terbesar dalam Sejarah Ummat Manusia." "The Green Hilton Memorial Agreement pada tanggal 14 november 1963 adalah perjanjian antara Amerika diwakili John F Kennedy dan Indonesia diwakili Soekarno dan perwakilan dari Swiss William vouker di jenewa swiss". Dalam perjanjian tersebut Amerika setuju untuk mengakui bahwa kekayaan Indonesia ada berbentuk emas batangan jumlahnya 57.000 metrik ton emas. Pada tahun 1963, sistem keuangan Amerika masih menggunakan "Gold Standard". Artinya untuk setiap dolar yang dicetak, maka harus ada emas yang dicadangkan. Dengan kata lain, jika memiliki tambahan cadangan emas sebanyak 57.000 ton, maka Amerika bisa mencetak uang dolar sebesar nilai emas tersebut. Oleh karena itu Kennedy meminjam emas milik Indonesia. SEJARAH PERJANJIAN GREEN HILTON MEMORIAL AGREEMENT Awal mulanya setelah masa perang dunia kedua berakhir, negara-negara timur dan barat yang terlibat perang mulai membangun kembali infrastrukturnya. Akan tetapi, dampak perang tersebut bukan hanya masalah materi saja, tetapi juga masalah psikologis yang luar biasa besarnya. Pergolakan sosial dan keagamaan terjadi dimana-mana. Orang-orang di dunia takut perang akan terjadi kembali. Pemerintah negara-negara barat yang banyak terlibat perang dunia kedua berusaha menenangkan rakyatnya, dengan menyatakan bahwa rakyat akan segera memasuki era industri dan teknologi yang lebih baik. Para Bankir Yahudi mengetahui bahwa negara-negara timur di Asia masih banyak menyimpan cadangan emas. Emas tersebut akan dijadikan sebagai kolateral untuk mencetak uang yang lebih banyak, yang akan digunakan untuk mengembangkan industri serta teknologi. Sesepuh Mason yang bekerja di Federal Reserve (Bank Sentral di Amerika) bersama para Bankir dari Bank of International Settlements / BIS (Pusat Bank Sentral dari Seluruh Bank Sentral di Dunia) mengunjungi Indonesia. Melalui pertemuan dengan Presiden Soekarno, mereka menyatakan bahwa atas nama kemanusiaan dan pencegahan terjadinya kembali perang dunia yang baru saja terjadi dan menghancurkan semua negara yang terlibat, setiap negara harus mencapai kesepakatan untuk mendayagunakan kolateral emas yang dimiliki oleh setiap negara untuk program-program kemanusiaan. Semua negara menyetujui hal tersebut, termasuk Indonesia. Akhirnya terjadilah kesepakatan bahwa emas-emas milik negara-negara timur (Asia) akan diserahkan kepada Federal Reserve untuk dikelola dalam program-program kemanusiaan. Sebagai pertukarannya, negara-negara Asia tersebut menerima Obligasi dan Sertifikat Emas sebagai tanda kepemilikan. Beberapa negara yang terlibat diantaranya Indonesia, China, philippina. Pada masa itu, pengaruh Soekarno sebagai pemimpin dunia timur sangat besar, hingga Amerika merasa khawatir ketika Soekarno begitu dekat dengan Moskow dan Beijing yang notabene nya adalah musuh Amerika saat perang dingin. Namun beberapa tahun kemudian, Soekarno mulai menyadari bahwa kesepakatan antara negara-negara timur dengan barat (Bankir Dunia dan Lembaga Keuangan Dunia) tidak dijalankan sebagaimana mestinya. "Soekarno mencium persekongkolan busuk yang dilakukan para Bankir Yahudi tersebut yang merupakan bagian dari Freemasonry". Tidak ada program-program kemanusiaan yang dijalankan menggunakan kolateral tersebut. "Soekarno protes keras dan segera menyadari negara-negara timur telah di tipu Bankir International." Akhirnya pada tahun 1963, Soekarno membatalkan perjanjian dengan para Bankir tersebut dan mengalihkan hak kelola emas-emas tersebut kepada Presiden Amerika Serikat Jhon F.Kennedy (JFK). Ketika itu Amerika sedang terjerat hutang besar-besaran setelah terlibat dalam perang dunia kedua. Presiden JFK menginginkan negara mencetak uang tanpa utang. Karena kekuasaan dan tanggung jawab Federal Reserve bukan pada pemerintah Amerika melainkan di kuasai oleh swasta yang notabene nya kelompok Freemasonry, jadi apabila pemerintah Amerika ingin mencetak uang, maka pemerintah harus meminjam kepada para kelompok Freemasonry tersebut dengan bunga yang tinggi sebagai kolateral. Pemerintah Amerika kemudian melobi Presiden Soekarno agar emas-emas yang tadinya dijadikan kolateral oleh Bankir di alihkan ke Amerika. Presiden Kennedy meyakinkan Soekarno untuk membayar bunga 2.5% per tahun dari nilai emas yang digunakan, dan mulai berlaku dua tahun setelah perjanjian ditanda tangani. Setelah dilakukan MOU sebagai tanda persetujuan, maka dibentuklah Green Hilton Memorial Agreement di jenewa (Swiss) yang ditanda tangani Soekarno dan Jhon F.Kennedy. Melalui perjanjian itu pemerintah Amerika mengakui Emas batangan milik bangsa Indonesia sebesar lebih dari 57.000 ton dalam kemasan 17 paket emas. Melalui perjanjian ini Soekarno pemegang mandat terpercaya akan melakukan reposisi terhadap kolateral emas tersebut, kemudian digunakan ke dalam sistem perbankan untuk menciptakan Fractional Reserve Banking terhadap dolar Amerika. Perjanjian ini di fasilitasi oleh Threepartheid Gold Commision dan melalui perjanjian ini pula kekuasaan terhadap emas tersebut berpindah tangan ke pemerintah Amerika. Dari kesepakatan tersebut, dikeluarkan Executive Order bernomor 11110, ditanda tangani oleh Presiden JFK yang memberi kuasa penuh kepada Departemen Keuangan untuk mengambil alih hak menerbitkan mata uang dari Federal Reserve. Apa yang pernah dilakukan oleh Franklin, Lincoln, dan para presiden lainnya, agar Amerika terlepas dari belenggu sistem kredit Bankir Yahudi juga diterapkan oleh Presiden JFK. Salah satu kuasa yang diberikan kepada Departemen Keuangan adalah menerbitkan Sertifikat Uang Perak atas Koin Perak, sehingga pemerintah bisa menerbitkan dolar tanpa utang lagi kepada Bank Sentral (Federal Reserve). Tidak lama berselang setelah penanda tanganan Green Hilton Memorial Agreement tersebut, "Presiden Jhon F.Kennedy ditembak mati oleh Lee Harvey Oswald". Setelah kematian Kennedy, tangan-tangan gelap Bankir Yahudi memindahkan kolateral emas tersebut ke International Collateral Combined Accounts for Global Debt Facility dibawah pengawasan OITC (The Office of International Treasury Control) yang semuanya dikuasai oleh Bankir Yahudi. Setelah Soekarno wafat akibat sakit dan kematiannya juga menjadi misteri, satu-satunya warisan yang ditinggalkan yang berkaitan dengan Green Hilton Memorial Agreement tersebut adalah sebuah buku bersandi yang menyembunyikan ratusan akun dan sub-akun yang digunakan untuk menyimpan emas, yang terproteksi oleh sistem rahasia di Federal Reserve bernama The Black Screen. Buku itu disebut Buku Maklumat atau The Book of Codes. Buku tersebut banyak diburu oleh kalangan lembaga Keuangan Dunia, para sesepuh Freemasonry, para petinggi politik Amerika, dan inteligen lainnya. "Keberadaan Buku tersebut diprediksi dapat mengancam eksistensi lembaga keuangan barat yang berjaya selama ini." Pada awal tahun 2000-an, China mulai menggugat di pengadilan Distrik New York. Gugatan yang bernilai trilyunan dollar Amerika Serikat ini telah mengguncang lembaga-lembaga keuangan di Amerika dan Eropa. Namun gugatan tersebut sudah lebih dari satu dasawarsa dan belum menunjukan hasilnya. Sewaktu Megawati menjadi Presiden RI, beliau pernah menagih janji di jenewa swiss. Padahal sudah menyatakan dirinya adalah Anak Presiden RI pertama, putri Bung karno tapi tetap saja hasilnya nol. Di zaman SBY pernah dibentuk tim khusus untuk menyelidiki kebenaran harta Bung Karno tersebut. "Memang gugatan tersebut tidaklah mudah, karena bukan saja berhadapan dengan negara besar seperti Amerika, tetapi juga berhadapan dengan kepentingan Yahudi, dan bahkan kabarnya ada kaitannya dengan kepentingan Vatikan juga." Dimanakah Dokumen Asli Green Hilton Memorial Agreement Berada Dalam Buku Amanah Soekarno, argumen Safari ANS terkait harta Bung Karno senilai 57.000 ton emas atau setara 61.685 Trilyun Rupiah dituding hanya fantasi semata. Safari mengaku tak memegang dokumen asli The Green Hilton Memorial Agreement atau perjanjian pemberian utang. "Dokumen Grand Hilton masih terpecah, belum sepenuhnya utuh ada 12 halaman lebih". Ini merupakan "Konspirasi International" untuk menghilangkannya. Dokumennya ada yang asli dan palsu. Saya tidak pegang yang asli, ada (yang asli) dipegang orang. Saya pernah lihat yang asli tapi tidak boleh difoto," ujar Safari di Universitas Paramadina. Safari mengatakan, dokumen asli tersebut dipegang oleh orang Indonesia yang ditinggal di Eropa. Namun dia menolak menyebutkan nama orang tersebut. "Orang Indonesia tinggal di Eropa," ujar dia. "Secara teori membuktikan harta amanah itu ada. Saya ingin agar orang Indonesia, sejarawan dan birokrat mencatat fakta sejarah ini ada," tambah Safari. Untuk meneliti hal itu, lanjut Safari, dia mengusulkan agar dibentuk tim khusus untuk menindak lanjuti harta karun Bung Karno. Seperti diketahui, Safari meneliti harta karun Bung Karno hingga 10 tahun lamanya. Untuk menelusuri jejak harta ini dia mencoba membuktikan lewat keabsahan perjanjian The Green Hilton Memorial Agreement. Fakta dan Kesimpulan Penulis Faktanya Harta karun Bung Karno itu benar-benar ada apa adanya. Kalau saja harta amanah rakyat itu tidak ada, tidak mungkin China menggugat di Pengadilan Distrik pada tahun 2000-an. Hanya saja Mereka para Bankir Yahudi dan International membuat dokumen-dokumen palsunya, sehingga sulit mencari yang aslinya. "Ini benar-benar sebuah Konspirasi International, negara kita telah diobrak-abrik oleh tipu daya orang-orang Yahudi di zaman keemasan kita dahulu". Dan faktanya dalam insiden kasus 65 dimasa lalu harusnya yang pantas disalahkan itu adalah para Bankir Yahudi dan International karena merekalah yang membuat "Konspirasi Terbesar Sepanjang Sejarah Dunia". Inilah contoh salah satu kasus dalam sejarah bahwa AL'QUR'AN memang benar mengatakan bahwa bangsa Yahudi akan membuat kerusakan dua kali dimuka bumi ini. "Semoga Allah membalas semua kejahatan mereka nanti aamiin." Menurut sebuah sumber di Vatikan, ketika Presiden AS menyampaikan niat tersebut kepada Vatikan. Paus sempat bertanya apakah Indonesia telah menyetujuinya. Kabarnya, As hanya memanfaatkan fakta MOU antara negara G-20 di Inggris dimana Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ikut menanda tangani suatu kesepakatan untuk memberikan otoritas kepada Keuangan Dunia IMF dan World Bank untuk mencari sumber pendanaan alternatif. "Konon kabarnya, Vatikan berpesan agar Indonesia diberi bantuan. "Mungkin bantuan IMF sebesar USD 2.7 Milyar dalam fasilitas SDR (Special Drawing Rights) kepada Indonesia beberapa tahun yang lalu merupakan realisasi dari kesepakatan ini, sehingga ada isu yang berkembang bahwa bantuan tersebut tidak perlu dikembalikan". Oleh Bank Indonesia memang bantuan IMF sebesar itu dipergunakan untuk memperkuat cadangan devisa negara. "Tapi jika memang itu benar masa negara kita cuma kebagian USD 2.7 Milyar saja, padahal emas warisan sejarah dan nenek moyang kita itu ada 57.000 ton lebih, ditaksir senilai 61.685 Trilyun Rupiah". Sungguh benar-benar besar nilainya lebih dari cukup untuk membayar utang negara dan sungguh sangat bisa memakmurkan Bangsa Indonesia. Harusnya nama baik Bung Karno itu diharumkan dan tanggal 21 juni harusnya menjadi "Hari Nasional mengenang wafatnya Bung Karno sang Proklamator." Karena banyak sifat-sifat baik Bung Karno yang tak gentar dalam menghadapi penjajah dan banyak membantu negara-negara lain yang sedang memperjuangkan kemerdekaannya. Dan Soekarno masih selalu dikenang di tanah air dan Dunia International. Back to home